Upacara Peringatan HUT Kota Tiakur Ke – 6

  • Whatsapp

Tiakur, Wartamaluku.com – Upacara peringatan Hari Jadi Kota Tiakur Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) digelar di Kantor Bupati Senin, 26/11/2018.

Hadir dalam upacara, Bupati Buru Selatan Tagop Soulisa bersama istri Safitri Malik Soulisa, Wakil Bupati Maluku Tenggara Petrus Beratwarin, Asisten II Kota Ambon Robyy Siloy, Kepala BKD Kota Ambon Beny Selano, Ketua DPW Partai Gerindra Maluku Hendrik Lewerisa, Ketua DPD Partai PAN Maluku Abas Hukubun, Anggota DPR RI Mersy Barens, beberapa anggota DPRD Maluku, Pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) MBD serta mitra kerja sampai kelompok masyarakat.

Seperti adat kebiasaan pelaksanaan upacara peringatan hari jadi Kota Tiakur dengan bernuansa adat Negeri Bumi Kalwedo begitu terasa, hal ini terlihat dari pakaian yang dikenakan peserta upacara. Mereka, mengenakan pakaian adat Bumi Kalwedo yakni kain tenun.

Dalam sambutan Bupati Kabupaten MBD Barnabas Orno mengatakan salah satu kearifan lokal di MBD yang mampu mempersatukan semua masyarakat selama ini dalam membingkai persaudaraan adalah budaya KALWEDO.

Sebab, Kalwedo didalamnya sudah bermakna kata Syalom, Asalamwalaikum, Sopan Santun, Dengar – dengaran, beretika, Bermoral. Ungkap Orang nomor satu di MBD ini.

Bupati juga menjelaskan semua unsur pimpinan Pemerintah Daerah, Umat Gereja, Masjid sudah sepakat secara Moral dan tulus bahwa dalam sapaan baik itu di Gereja, Masjid, di atas mimbar gereja cukup saja dengan kata Kalwedo.

Selain itu, ada gedung gereja yang nanti dibangun pun adalah gereja Kalwedo juga Masjid yang sementara dibangun pun adalah nama Masjid Nurul Imam Kalwedo.

“Kalwedo telah menggema diruang ibadah gereja, Masjid maupun pergaulan keseharian kami, kalwedo dapat mempersatukan kami masyarakat Maluku Barat Daya”. Ucapnya.

Selain itu juga, Bupati MBD ini berharap agar kedepan budaya Kalwedo tetap dan terus membingkai semua orang MBD dengan tidak memandang suku dan agama.

“Saya tidak setuju dibilang orang kristen, orang islam, orang Hindu, Budha namun saya lebih setuju dibilang kita semua bersaudara yang kebetulan beragama Kristen, beragama Islam, Hindu, Budha dan lain – lain. Karena filosofi Kota Tiakur MBD adalah berfilosofi budaya” tutur Orno.

HUT Kota Tiakur yang ke – 6 ini merupakan HUT yang baru pertama kali dilaksanakan dan juga merupakan HUT yang terakhir bagi Bupati Barnabas Orno karena atas perkenaan Yang Maha Kuasa atas pilihan rakyat Maluku dirinya bersama Bapak Murad Ismail menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Maluku.

Oleh sebab itu, dirinya berharap budaya MBD terus dijaga meskipun Orno sudah tidak menjadi Bupati lagi tetapi dirinya tetap bagian dari Maluku Barat Daya.

Selain itu juga Orno menceriterakan andaikata enam tahun lalu ibukota MBD tidak dipindahkan ke Tiakur maka saat momen politik akan digunakan elit – elit politik untuk memprovokasi masyarakat dan menjadi sumber konflik.

“Andaikata tanggal 26 November 2012 Kabupaten MBD tidak dipindahkan ke kota Tiakur maka sampai hari ini kita tidak pernah bermimpi untuk memekarkan satu kabupaten kota lagi yaitu kabupaten kepulauan terselatan, apalagi berfikir tentang Provinsi”. Kata Abas

Orno juga mejelaskan tanggal 26 November 2012 lalu, saat ibukota dipindahkan ke Tiakur saat itu tiakur merupakan hutan rimba dan dirinya selama empat bulan berkantor di bawah pohon, namun hari ini kota tiakur sudah menjadi kota yang indah.

“Semoga di HUT ke – 6 ini selalu mengemangati kita untuk tetap membangun MBD dan jadikanlah kota tiakur sebagai kota yang mempersatukan kita, meskipun suatu saat MBD terpecah menjadi tiga kabupaten/kota namun, Tiakur harus menjadi simbol persaudaraan kita. Karena Tiakur adalah Karunia Untuk Rakyat”. Tutur Wakil Gubernur terpilih ini. (WM)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *