Ambon,Wartamaluku.com – Dalam rangka mendukung visi dan misi Gubernur dan Wakil Gubernur Maluku melalui program Sapta Cita, Dinas Pertanian Provinsi Maluku terus mengambil berbagai langkah strategis untuk meningkatkan ketahanan pangan, menekan inflasi, serta memperkuat ekonomi masyarakat berbasis pertanian.
Menurut Tauda, salah satu poin penting dalam Sapta Cita Gubernur adalah mendorong pertumbuhan ekonomi melalui penguatan komoditas unggulan dan akses pasar, sekaligus mengurangi disparitas antarwilayah.
Dikatakan, untuk mendukung program nasional swasembada pangan, Maluku mendapat target perluasan tanam padi sawah seluas 26.000 hektar dan jagung sekitar 2.600 hektar.
“Kami telah memulai realisasi target ini di beberapa daerah sentral seperti Maluku Tengah, Seram Barat, dan Seram Timur. Selain itu, juga dikembangkan padi gogo atau padi lahan kering di beberapa kabupaten,” ungkapnya kepada wartawan di ruang kerjanya rabu, 25/06/2025.
Untuk mendukung stabilitas harga dan pengendalian inflasi, terutama bahan pangan strategis seperti cabai rawit, bawang merah, dan telur ayam, Dinas Pertanian telah meluncurkan sejumlah inisiatif. Salah satunya adalah Gerakan Sekolah Menanam yang telah dimulai sejak 2 Mei 2025 melalui edaran kepada Bupati/Wali Kota.
“Kami ingin melibatkan generasi muda dalam ketahanan pangan. Nantinya juga akan ada lomba sekolah menanam dengan hadiah yang didukung oleh pihak swasta. Selain itu, ada juga gerakan tanam serempak cabai di 11 kabupaten/kota pada awal Agustus mendatang,” tambahnya.
Langkah lain yang dilakukan termasuk menjalin kerja sama dengan BULOG untuk menyerap hasil panen petani lokal, pengawasan harga beras, serta fasilitasi petani dalam mengakses Kredit Usaha Rakyat (KUR). Hingga saat ini, 70% dari target 1.500 ton beras telah terserap.
Di sektor peternakan, kemampuan produksi telur dan ayam pedaging di Maluku baru mencapai 25–30%, sisanya masih didatangkan dari luar daerah. Namun, untuk daging sapi, Maluku telah surplus dan melakukan ekspor ke Papua dan Sulawesi.
Dinas Pertanian juga terus mendorong pengembangan hilirisasi komoditas unggulan seperti kelapa dalam. “Kami sudah usulkan dua daerah potensial untuk pengembangan kelapa dalam, yaitu Maluku Tengah dan Maluku Tenggara, yang nantinya juga diarahkan untuk produksi pangan dan bioetanol,” jelasnya.
Ilham juga menyoroti tantangan besar berupa keterbatasan infrastruktur irigasi dan alat mesin pertanian (alsintan). “Kami masih menunggu dukungan dari pemerintah pusat agar program bisa berjalan maksimal. Untuk irigasi, misalnya, perbaikan baru bisa dilakukan tahun 2026,” ujarnya.
Dengan berbagai langkah tersebut, Dinas Pertanian optimistis dapat mendukung penuh program prioritas Gubernur dan Wakil Gubernur, sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani dan ketahanan pangan daerah. (WM/tim)