Ambon,Wartamaluku.com – Sejak resmi diluncurkan pada 8 September 2025, Call Center 112 Kota Ambon telah menjadi pusat layanan darurat terpadu yang aktif menerima dan menangani berbagai laporan masyarakat.
Berdasarkan data yang dipapar kepala Dinas Komunikasi, Informatika dan Persandian (Diskominfo) Kota Ambon, Ronald H Lekransy, Senin (10/11), menyebut kurung waktu September–Oktober 2025, tercatat 206 kasus kedaruratan yang ditangani melalui layanan 112.
“Dari jumlah tersebut, rincian distribusi kasus menunjukkan bahwa kategori gawat darurat dan medis menempati posisi tertinggi dengan 73 laporan, terdiri dari gawat darurat umum (38 kasus di September dan 20 kasus di Oktober) serta kecelakaan lalu lintas (9 kasus di September dan 6 kasus di Oktober),” jelasnya.
Lanjut dipaparkan, kategori darurat keamanan dan ketertiban menyusul dengan 48 laporan, mencakup perkelahian massa (8 kasus September dan 9 kasus Oktober), gangguan keamanan (9 kasus September dan 4 kasus Oktober), penyalahgunaan minuman keras (6 kasus September dan 5 kasus Oktober), serta kriminalitas lainnya (2 kasus September dan 5 kasus Oktober).
Selanjutnya, lanjut Lekransy, kategori darurat bencana tercatat 25 laporan, terdiri dari bencana alam (10 kasus September dan 5 kasus Oktober), pohon tumbang (4 kasus September dan 3 kasus Oktober), serta kebakaran (5 kasus September dan 7 kasus Oktober).
Untuk darurat lain-lain, yang mencakup aspek sosial dan teknis, tercatat 41 laporan, di antaranya orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) sebanyak 6 kasus (September) dan 9 kasus (Oktober), gangguan kelistrikan (2 dan 2 kasus), pengamanan masyarakat (6 dan 12 kasus), serta permintaan mobil jenazah (1 dan 2 kasus).
“Jika dilihat dari wilayah, Kecamatan Sirimau menjadi penyumbang laporan tertinggi dengan 104 kasus, terdiri atas 37 kasus di September dan meningkat menjadi 67 kasus di Oktober,” bebernya.
Kemudian disusul oleh Kecamatan Nusaniwe dengan 43 kasus (18 September, 25 Oktober), Teluk Ambon 33 kasus (15 September, 18 Oktober), Teluk Ambon Baguala 26 kasus (13 September, 13 Oktober), sementara Leitimur Selatan belum mencatatkan adanya laporan darurat pada periode tersebut.
Lekransy, mengatakan bahwa data tersebut menunjukkan peningkatan partisipasi masyarakat dalam menggunakan layanan Call Center 112 sebagai jalur resmi pelaporan kedaruratan.
“Tren peningkatan laporan dari September ke Oktober menunjukkan bahwa warga mulai mengenal fungsi Call Center 112. Artinya, kesadaran masyarakat terhadap sistem tanggap darurat terpadu semakin baik,” ujar Lekransy.
Menurutnya, layanan ini telah mempermudah koordinasi antarinstansi, karena semua laporan yang masuk langsung diteruskan ke unit penanganan sesuai jenis kedaruratannya, seperti Dinas Kesehatan, BPBD, Dinas Pemadam Kebakaran, Polresta Ambon, dan Satpol PP.
Call Center 112 Kota Ambon sendiri diluncurkan secara resmi pada 8 September 2025 di Lapangan Merdeka, bertepatan dengan Hari Ulang Tahun ke-450 Kota Ambon.
Peluncuran ditandai dengan penekanan tombol angka 112 oleh Wali Kota Ambon Bodewin Wattimena, bersama Gubernur Maluku, dan Direktur Akselerasi Infrastruktur Digital Kementerian Kominfo RI.
Wali Kota Bodewin Wattimena saat itu menegaskan, kehadiran layanan 112 adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk memberikan pelayanan publik yang cepat dan responsif.
“Layanan ini merupakan bentuk kehadiran negara untuk membantu masyarakat dalam keadaan darurat. Kami harap masyarakat menggunakan layanan ini secara bijak dan sesuai kebutuhan,” tandas saat peluncuran 8 Spetember lalu.
Orang nomor satu di kota Ambon itu katakan, pihaknya menyiapkan dashboard digital pemantauan real-time untuk menampilkan peta sebaran kasus dan mempercepat koordinasi lintas sektor.
“Dengan sistem ini, pemerintah bisa mengetahui pola dan lokasi kejadian secara langsung, sehingga penanganan bisa dilakukan lebih cepat dan tepat,” pungkasnya.
Dalam dua bulan operasionalnya, Call Center 112 Kota Ambon telah menangani 206 kasus dari berbagai jenis kedaruratan di seluruh kecamatan.
Angka ini menjadi bukti nyata efektivitas sistem layanan publik berbasis teknologi yang kini menjadi salah satu tonggak menuju Ambon sebagai kota tanggap darurat, aman, dan cerdas digital.(*)





