Ambon,Wartamaluku.com – Di awal tahun 2017, hingga bulan Maret, kondisi inflasi Maluku masih menunjukkan angka yang menyejukan, yaitu sebesar 2,58%, atau lebih rendah dari rata-rata nasional yang telah mencapai angka sebesar 3,83%.
Wakil Gubernur Zeth Sahuburua mengungkapkan hal tersebut, pada Rapat Koordinasi Daerah IV Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) 2017, yang diikuti sejumlah Ketua TPID Kabupaten/Kota, sejumlah pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Lingkup Pemerintah Provinsi Maluku dan Kabupaten/Kota, serta pimpinan instansi vertikal, di Ambon, Senin (27/3).
Menurut Wagub, capaian inflasi Maluku di tahun 2016 sebesar 3,26%, hal ini menunjukkan adanya pergerakan yang positif, jika membandingkannya dengan capaian inflasi di tahun 2015 sebesar 6,15%.
“Hal ini tidak terlepas dari peran penting yang dilakukan oleh TPID, dalam upaya menjaga dan mengendalikan inflasi, meskipun capaian ini masih berada di atas angka rata-rata inflasi nasional sebesar 3,02%,” ujarnya.
Wagub menyebutkan, secara umum kelompok bahan makanan (volatile food), terutama ikan segar dan kelompok administrired price (tarif dasar listrik, bahan bakar minyak (BBM), gas, elpiji, dll), masih menjadi kelompok yang dominan dalam pembentukan inflasi di Maluku.
“Beberapa moment keagamaan yang dikuatirkan dapat memacu tingginya inflasi, namun ternyata dapat kita lalui secara baik,” terang Wagub.
Selanjutnya Wagub menilai, bagi kabupaten/kota yang tidak termasuk dalam Kota IHK atau wilayah yang tidak dihitung inflasinya, dia sampaikan bahwa perhatian tidak hanya ditujukan kepada Kota IHK saja, namun seluruh daerah di Provinsi Maluku, yang mempunyai andil dan kontribusi dalam mengendalikan inflasi.
“Sebab peran strategis kita bersama, adalah bagaimana meningkatkan kesejahteraan masyarakat, diantaranya melalui penguatan daya beli masyarakat, dengan cara pengendalian tingkat harga, ” tandas Wagub.
