Hari Terakhir, 16 Calon DPD RI Daftar Di KPU

  • Whatsapp

Ambon, Wartamaluku.com – Hari terakhir pendaftaran, Para calon Anggota DPD RI berbondong – bondong ke KPU Maluku. Pantauan media ini , Rabu (11/07/2018) di Kantor KPU Maluku, sebanyak 16 calon mendaftarkan diri sebagai bakal calon (Balon) Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesia (RI) dari daerah pemilihan Maluku.

Ada beberapa alasan yang membuat para senator ini berkeinginan menjadi anggota DPD RI.

“Alasan Saya mendaftarkan diri adalah untuk memperjuangkan kepentingan masyarakat Maluku, yang selama ini dirasakan sangat tidak adil,diperlakukan oleh pemerintah pusat(pempus).Ketidakadilan itu, mengakibatkan disparitas yang sangat lama ,dirasakan oleh orang Maluku, menyebabkan daerah ini tertinggal dan terbelakang serta termiskin,”ungkap Djunaidi Rupelu kepada wartawan.

Dirinya menilai, tujuannya agar masyarakat dapat menuju ke kehidupan baru Maluku yang maju, dihuni oleh penduduk yang sehat,dan masyarakat yang cerdas.Jika terpilihjadi Anggota DPD, pertama Saya mempengaruhi kebijakan pempus.Karena sentralisasi kewenangan itu ada di pusat.”Nah, dengan sejumlah pengalaman,baik pada birokrasi ,akademisi maupun politisi,kebijakan itu harus dirubah dan berpihak bagi kepentingan Maluku,”ucap Anggota DPRD Kabupaten Buru ini.

Sementara itu, Eddy Sambuaga seorang pengusaha muda yang berkiprah sejak tahun 2011 ini di Maluku mengatakan, pastinya, satu hal yang dapat disampaikan,provinsi Maluku ini ,kedepannya membutuhkan representasi dipusat maupun regional,yang lebih mumpuni lagi.

“Saya sejak tahun 2011 memang beraktifitas disini (Maluku -red) .Dan ini merasa terpanggil untuk mencoba menjawab tantangan itu.Saya harapkan, bisà menggerakan investor dari luar,artinya Maluku seperti provinsi lain,harus bersaing dalam meningkatkan investasi dan mendatangkan investor,baik dari daerah-daerah lain di Indonesia, maupun juga dari mancanegara,ini yang harus lebih ditingkatkan lagi,supaya dapat memberikan manfaat secara konkrit untuk masyarakat,”sebut Sambuaga.

Selain itu, Musyafi Rumadan,salah satu politisi muda yang lebih memilih jalur independen ini dikarenakan, proses demokrasi harus terlibat secara formal.Dinamika kehidupan masyarakat di Maluku sesuai dengan beberapa data yang berkembang, Maluku termasuk termiskin ke 4 di Indonesia,dan keterbatasan ketertinggalan masalah infrastruktur, jalan, jembatan dan seterusnya,dan masalah kemiskinan, kesehatan, yang begitu ruwet di daerah-daerah pedesaan maupun daerah-daerah perkotaan.

“Ketertinggalan dari berbagai faktor itu, kemudian melandasi Saya untuk harus maju dalam kompetisi demokrasi ini di DPD, dalam rangka menjadi fasilitator yang baik dan memperjuangan kepentingan masyarakat Maluku di pusat.Maluku dimata Jakarta ,sungguh jauh tertinggal dibandingkan dengan daerah-daerah lain,maka kita butuh formulasi baru,”tutur politisi asal Kabupaten Seram Bagian Timur ini.

Menurut pribadi Saya ungkapnya ,semakin banyak yang maju,itu menunjukan bahwa kekuatan kualitas intelektual masyarakat Maluku, jauh siap untuk bertarung dipentas nasional.

“Semakin banyak yang mencalonkan diri semakin baik,kemudian melahirkan iklim yang cukup baik.Saya juga memberikan apresiasi kepada kawan-kawan ,abang-abang,kakak-kakak yang ikut berkompetisi,dalam era demokrasi ini, ke 29 figur ini ,mari kita berkompetisi secara fair dengan memberikan pendidikan politik yang baik kepada masyarakat .Sehingga, siapapun terpilih,itu adalah pilihan yang terbaik ,demi mewujudkan Maluku secara terhormat,”ajak Rumadan.

Motivasi seorang Joseph Sikteubun pun, hampir mirip dengan balon lainnya, yakni bagaimana memperjuangkan aspirasi daerah ditingkat pusat sesuai dengan peran dan fungsi DPD.

“Saya kira ,banyak regulasi yang harus diperjuangkan.Kepentingan daerah ini ,banyak sekali aturan yang belum mengakomodir kepentingan Maluku secara keseluruhan.Oleh karena itu, kalau terpilih tentu Saya akan memperjuangkan problem-problem yang dihadapi Maluku, diperjuangkan pada tingkat pusat,”ujar Politisi asal Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) ini .

Dirinya pun menambahkan, soal optimisme tentunya ,ini proses demokrasi,semua berkompetisi. Diharapkan adalah kompetisi yang sehat.”Yang paling penting adalah, proses pembelajaran demokrasi, supaya demokrasi kita semakin mantap,optimis dalam proses demokrasi yang benar,”kata Sikteubun . (WM-UVQ )

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *