Latuconsina: 47 Tahun Usia Malteng Namun Tidak Ada Perkembangan

  • Whatsapp
Latuconsina: 47 Tahun Usia Malteng Namun Tidak Ada Perkembangan

Ambon,Wartamaluku.com – Melihat tidak adanya perubahan dan perkembangan yang signifikan di Kabupaten Maluku Tengah (Malteng), baik dari sisi pembangunannya infrastruktur maupun pembangunan SDM yang ada disana, salah satu tokoh masyarakat dari Malteng, Yusuf Latuconsina mengajak warga Malteng untuk dapat menunjukkan sikap mereka untuk membuat perubahan di Malteng.

Pasalnya, selama dinasti Tuasikal yang memerintah di Malteng, maka tidak akan ada perubahan yang terjadi disana. Padahal, usia Malteng ini sudah mencapai 47 tahun, usia yang sangat matang. “Kita akan turun ke lapangan menemui rakyat menyatakan sampai dengan kini usia Maluku Tengah sudah 47 tahun, tetapi masih berjalan ditempat padahal merupakan kabupaten tertua setelah Kota Ambon,” jelas dia.

Dia katakan, jika ada masyarakat yang menunjukkan sikap dengan akan memenangkan kotak kosong pada Pilkada Malteng nanti, itu adalah hal yang wajar. Karena memang, masyarakat menilai bahwa pemerintahan Tuasikal gagal.

Karena itu, dirinya menghimbau masyarakat untuk dapat mengawal proses yang akan berlangsung dengan baik, sehingga tidak ada kecurangan-kecurangan yang dilakukan nantinya. “Saya berharap bagi yang berkompeten harus menjalankan Pilkada secara jujur dan adil, dan harus ada pengawasan sebaik-baiknya,” tandas Latuconsina.

Sementara itu, Hamzah Sangadji menambahkan, dirinya bersama beberapa orang yang peduli terhadap Malteng telah membangun komunikasi politik, terkait dengan Pilkada Malteng dengan satu tujuan adalah mensejahterakan masyarakat Malteng dari keterpurukan yang terjadi selama ini.

“Kami sangat prihatin dengan kondisi Malteng, dari zaman pemerintahan Abdullah Tuasikal sampai sekarang Abua Tuasikal, hitung-hitung sudah 15 tahun namun Malteng berjalan seret, tidak ada kesejahteraan yang dimiliki rakyat, bahkan Kabupaten ini dikategorikan miskin,” ujar dia.

Olehnya itu, beberapa bakal calon Bupati Malteng yang tidak lolos kemarin seperti, Modal Latupono, Hamzah Sangadji, Yusuf Latuconsina, Kombves Jamaludin, dan lainnya kami sudah bertekat untuk menyelamatkan demokrasi di wilayah Malteng. “Kami akan turun ke 18 kecamatan untuk melakukan konsolidasi agar rezim Tuasikal harus dilumpuhkan,” tandas Sangadji.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *