PEKERJAAN TAK KUNJUNG SELESAI, KEPSEK KABUR ENTAH KEMANA

  • Whatsapp
PEKERJAAN TAK KUNJUNG SELESAI, KEPSEK KABUR ENTAH KEMANA

Tiakur, Wartamaluku.com- Proyek pembangunan tiga ruang belajar/ruang kelas baru (RKB) pada SD INPRES Nurnyaman Kecamatan Dawelor-Dawera yang bersumber dari dana alokasi khusus (DAK) pendidikan tahun anggaran 2015 hanya tinggal kenangan. Proyek yang diswakelolakan kepada pihak sekolah tersebut gagal dikerjakan padahal proyek tersebut menelan biaya yang cukup besar yakni Rp. 450.000.000,00 (empat ratus lima puluh juta rupiah).

Kepala sekolah SD Inpres Nurnyaman Soleman Helwend kini tak diketahui keberadaannya pasca mangkraknya proyek tersebut. Saat media ini melakukan investigasi langsung di desa Nurnyaman pada pekan lalu, mendapati bangunan sekolah tersebut hanya baru dikerjakan sebatas pengecoran rem balok dan presentasinya hanya bru sebatas 30% padahal anggaran tersebut telah dicairkan dalam dua tahap.

Donatus Wutres salah satu panitia pengerjaan proyek tersebut mengungkapkan, selama ini mereka (panitia) tidak tahu – menahu soal pengerjaan proyek tersebut karena kepala sekolah sendiri yang mengerjakannya. Bukan itu saja Wutres mengaku Rancangan anggaran belanja (RAB) proyek tersebut tidak ada sehingga mereka tidak tahu apa saja yang dibelanjakan oleh kepala sekolah ungkapnya.

“Katong hanya diangkat saja tapi katong seng tau berapa nilai proyek itu. Apalagi akang pung RAB dng bestek jua katong seng pegang. Jadi pak kepala sekolah yang belanja sendiri”. Hal senada juga disampaikan kepala desa Nurnyaman Hanock Wutres. Tandas Wutres.

Lanjutnya, selama proyek tersebut berjalan, tidak ada RAB ataupun gambar yang diberikan kepada dirinya selaku koordinator pendidikan di desa tersebut. Bukan itu saja, salah satu warga desa setempat yang enggan namanya disebutkan juga mengaku saat membelanjakan barang-barang kebutuhan proyek tersebut, sebagian diturunkan di desa Manuwui untuk digunakan membangun rumah milik pribadinya bersama isteri mudanya.

Bukan itu saja, sang kepsek juga diduga telah melakukan rekayasa dalam proses pencairan dana tahap ll dengan memotret salah satu bangunan SMP di tepa untuk dijadikan sebagai bukti untuk melakukan pencairan tahap ke ll. namun setelah dana tersebut dicairkan, sang kepsek langsung kabur dan tidak kembali melanjutkan proyek tersebut.

Selain itu, biaya seluruh material lokal milik warga seperti batu, pasir, air, batu-bata serta biaya tukang tak kunjung dibayarkan. Saat ini, masyarakat setempat telah menyegel bangunan tersebut sembari menunggu kedatangan kepala sekolah tersebut guna mempertanggungjawabkan proyek tersebut. sebab menurut warga, kepala sekolah telah melakukan tindakan penipuan dan penggelapan terhadap hak-hak warga setempat dan juga kegagalan proyek tersebut bisa mengakibatkan nasib dan masa depan anak-anak mereka terkatung-katung.

Bukan itu saja, selama menjabat kepala sekolah 3 tahun lalu, para siswa lulusan sekolah dasar tersebut tak pernah diberikan ijazah SD sehingga banyak anak yang putus sekolah di bangku SMP karena tidak memiliki ijazah padaal mereka sudah menginjak kelas lll SMP.

Katanya lagi, Dana bos yang terima selama ini tidak diketahui oleh guru bahkan bendahara sekalipun. Hingga saat ini sekolah tersebut belum mengumumkan hasil kenaikan kelas karena sang kepsek telah kabur duluan bersama dana proyek tahap ll dan tidak sempat menandatangani laporan pendidikan. Sudah jatuh, tertimpa tangga pula. Peribahasa ini mungkin yang tepat untuk disandingkan kepada para siswa-siswi SD INPRES Nurnyaman Kecamatan Dawelor-Dawera.

Pasalnya, mereka harus menelan pil pahit akibat ulah dari sang kepala sekolah. Olehnya itu masyarakat setempat mendesak agar dinas pendidikan segera memanggil kepala sekolah Soleman Helwend untuk segera kembali dan mempertangungjawabkan perbuatan dan pekerjaannya. Mereka mengancam akan melaporkan kasus ini kepada aparat penegak hukum. Hingga saat ini sang kepsek sudah 8 bulan meninggalkan pekerjaan tersebut dan sibuk membangun rumah pribadinya di desa Manuwui. (WM-05J)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *